Jual Pasir Kuarsa Balikpapan - telp : 082140002080
PENGARUH SUHU DAN KEASAMAN PH PADA KAPASITAS PENJERAPAN (ADSORPSI) SILIKA
Pengolahan limbah cairan umumnya menggunakan adsorben tertentu untuk menghilangkan parikulat ? partikulat maupun logam berat serta zat organik. Adsorben yang sering digunakan dalam proses pengolahan limbah cair antara lain zeolite, karbon aktif, silika dan adsorben lainnya. Adsorben sililka umumnya dalam bentuk silika gel yang dihasilkan melalui penggumpalan sol natrium silikat (NaSiO2), yang didehidrasi sehingga berubah menjadi padatan atau butiran mirip kaca yang bersifat tidak elastis. Sedangkan zeolite atau disebut juga dengan Aluminosilikat kristalin atau bisa dikatakann sebagai resin alami. Karbon yang diaktifkan dengan tujuan u/ memperbesar luas permukaan dan meningkatkan adsorpsinya. Factor-faktor yang dapat mempengaruhi adsorpsi adalah sebagai berikut:
Waktu kontak: secara umum, semakin lama waktu kontak maka adsorpsi lebih efektif karena adsorbat yang tertarik/ menempel akan lebih banyak. Tetapi pada beberapa proses pemisahan hanya membutuhkan waktu yang singkat, hal ini bergantung pada adsorbat.
Jenis adsorben: oxygen-containing compound (silica gel & zeolit) yang bersifat hidrofilik & polar efektif untuk mengadsorpsi zat yang larut dalam air , pada proses pengeringan udara, penghilangan CO2, dll., carbon-based compound (karbon aktif & grafit) yang sifatnya hidrofobik & non polar efektif untuk mengadsorpsi zat yang tidak larut dalam air misalnya adsorpsi minyak, pengotor pada kristal, dll.
Karakteristik adsorben: Kecepatan adsorpsi meningkat dengan menurunnya ukuran partikel dan semakin berporinya struktur adsorben karena luasnya permukaan sentuh.
Suhu dan tekanan kontak: apabila adsorpsi zat membutuhkan kondisi endoterm maka diperlukan suhu yang tinggi, sedangkan bila membutuhkan kondisi endoterm dibutuhkan suhu yang rendah. Semakin tinggi suhu maka tekanan menjadi semakin rendah dan sebaliknya.
Kelarutan adsorbat: agar adsorpsi dapat terjadi, suatu molekul harus terpisah dari larutan. Senyawa yang mudah larut mempunyai afinitas yang kuat untuk larutannya dan karenanya lebih sukar untuk teradsorpsi dibandingkan senyawa yang sukar larut. Akan tetapi ada perkeculian karena banyak senyawa yang dengan kelarutan rendah sukar diadsorpsi, sedangkan beberapa senyawa yang sangat mudah larut diadsorpsi dengan mudah. Hal ini bergantung pada adsorbat.
pH: pH di mana proses adsorpsi terjadi menunjukkan pengaruh yang besar terhadap adsorpsi itu sendiri. Hal ini dikarenakan ion hidrogen sendiri diadsorpsi dengan kuat. pH mempengaruhi adsorpsi dari beberapa senyawa. Asam organik lebih mudah diadsorpsi pada pH rendah, sedangkan adsorpsi basa organik terjadi dengan mudah pada pH tinggi.
Beberapa factor di atas pengaruh keasaman (pH) dan suhu merupakan dua factor yang sangat berpengaruh sekali terhadap proses penjerapannya. Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian yang menunjukkan bahwa adsorpsi logam pada silika termodifikasi oleh ligan organik terjadi melalui pembentukkan senyawa kompleks antara ion logam dengan atom donor pada ligan organik. Oleh karena itu derajat keasaman (pH) larutan merupakan salah satu faktor memegang peranan penting dalam besar kecilnya logam teradsorpsi pada silika termodifikasi10. Pada Si-CTS-MCP, ion logam krom VI dapat teradsorpsi optimum hingga 26,22 % pada kondisi pH larutan 3.
Pada pH 2, jumlah logam yang teradsorpsi cukup tinggi tapi belum optimal sedangkan pada pH setelah 3 jumlah ion logam teradsorpsi mulai menurun. Hal ini kemungkinan disebabkan karena pada suasana asam (pH 2) dimungkinkan terjadi kompetisi antara ion H+ dan ion logam Cr6+ untuk terikat pada permukaan adsorben sehingga jumlah ion logam yang teradsorpsi sedikit karena ada sebagian gugus aktif adsorben yang mengikat ion H+ Sedangkan pada pH di atas 3, konsentrasi ion logam yang teradsorpsi mulai menurun walaupun tidak dapat dilihat dengan jelas pola penurunannya. Pengaruh suhu pada proses penjerapan air akan mempengaruhi kualitas penjerapan silika. Umumnya pada suhu tinggi kapasitas penjerapan akan semakin meningkat, sedangkan pada suhu rendah kapasitas penejerapan akan semakin menurun.
Untuk info dan pemesanan hubungi :
022-7239019
0821 4000 2080
0856 2476 9005
0857 2352 9677
0813 2259 9149
Pin BB: - 29d2de88
- 32dbbfbo
e-Mail:
adywater@gmail.com
adysaputro23@ymail.com
Kantor :
Surabaya :
Jalan S. Parman IVA No.8 Waru Sidoarjo ( Depan Pendopo Lama Waru Sidoarjo ) Daerah Belakang R.S Mitra Keluarga Waru Sidoarjo (Telp : 081330447814 )
Jakarta:
Jalan Kemanggisan Pulo 1, No. 6, RT: 01 Rw: 08 Kelurahan Pal Merah, Kecamatan Pal Merah. Jakarta Barat Kode Pos: 11480
Bandung:
Jalan Mande Raya Bo 26, Cikadut, Cicaheum Kota Bandung
Pengolahan limbah cairan umumnya menggunakan adsorben tertentu untuk menghilangkan parikulat ? partikulat maupun logam berat serta zat organik. Adsorben yang sering digunakan dalam proses pengolahan limbah cair antara lain zeolite, karbon aktif, silika dan adsorben lainnya. Adsorben sililka umumnya dalam bentuk silika gel yang dihasilkan melalui penggumpalan sol natrium silikat (NaSiO2), yang didehidrasi sehingga berubah menjadi padatan atau butiran mirip kaca yang bersifat tidak elastis. Sedangkan zeolite atau disebut juga dengan Aluminosilikat kristalin atau bisa dikatakann sebagai resin alami. Karbon yang diaktifkan dengan tujuan u/ memperbesar luas permukaan dan meningkatkan adsorpsinya. Factor-faktor yang dapat mempengaruhi adsorpsi adalah sebagai berikut:
Waktu kontak: secara umum, semakin lama waktu kontak maka adsorpsi lebih efektif karena adsorbat yang tertarik/ menempel akan lebih banyak. Tetapi pada beberapa proses pemisahan hanya membutuhkan waktu yang singkat, hal ini bergantung pada adsorbat.
Jenis adsorben: oxygen-containing compound (silica gel & zeolit) yang bersifat hidrofilik & polar efektif untuk mengadsorpsi zat yang larut dalam air , pada proses pengeringan udara, penghilangan CO2, dll., carbon-based compound (karbon aktif & grafit) yang sifatnya hidrofobik & non polar efektif untuk mengadsorpsi zat yang tidak larut dalam air misalnya adsorpsi minyak, pengotor pada kristal, dll.
Karakteristik adsorben: Kecepatan adsorpsi meningkat dengan menurunnya ukuran partikel dan semakin berporinya struktur adsorben karena luasnya permukaan sentuh.
Suhu dan tekanan kontak: apabila adsorpsi zat membutuhkan kondisi endoterm maka diperlukan suhu yang tinggi, sedangkan bila membutuhkan kondisi endoterm dibutuhkan suhu yang rendah. Semakin tinggi suhu maka tekanan menjadi semakin rendah dan sebaliknya.
Kelarutan adsorbat: agar adsorpsi dapat terjadi, suatu molekul harus terpisah dari larutan. Senyawa yang mudah larut mempunyai afinitas yang kuat untuk larutannya dan karenanya lebih sukar untuk teradsorpsi dibandingkan senyawa yang sukar larut. Akan tetapi ada perkeculian karena banyak senyawa yang dengan kelarutan rendah sukar diadsorpsi, sedangkan beberapa senyawa yang sangat mudah larut diadsorpsi dengan mudah. Hal ini bergantung pada adsorbat.
pH: pH di mana proses adsorpsi terjadi menunjukkan pengaruh yang besar terhadap adsorpsi itu sendiri. Hal ini dikarenakan ion hidrogen sendiri diadsorpsi dengan kuat. pH mempengaruhi adsorpsi dari beberapa senyawa. Asam organik lebih mudah diadsorpsi pada pH rendah, sedangkan adsorpsi basa organik terjadi dengan mudah pada pH tinggi.
Beberapa factor di atas pengaruh keasaman (pH) dan suhu merupakan dua factor yang sangat berpengaruh sekali terhadap proses penjerapannya. Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian yang menunjukkan bahwa adsorpsi logam pada silika termodifikasi oleh ligan organik terjadi melalui pembentukkan senyawa kompleks antara ion logam dengan atom donor pada ligan organik. Oleh karena itu derajat keasaman (pH) larutan merupakan salah satu faktor memegang peranan penting dalam besar kecilnya logam teradsorpsi pada silika termodifikasi10. Pada Si-CTS-MCP, ion logam krom VI dapat teradsorpsi optimum hingga 26,22 % pada kondisi pH larutan 3.
Pada pH 2, jumlah logam yang teradsorpsi cukup tinggi tapi belum optimal sedangkan pada pH setelah 3 jumlah ion logam teradsorpsi mulai menurun. Hal ini kemungkinan disebabkan karena pada suasana asam (pH 2) dimungkinkan terjadi kompetisi antara ion H+ dan ion logam Cr6+ untuk terikat pada permukaan adsorben sehingga jumlah ion logam yang teradsorpsi sedikit karena ada sebagian gugus aktif adsorben yang mengikat ion H+ Sedangkan pada pH di atas 3, konsentrasi ion logam yang teradsorpsi mulai menurun walaupun tidak dapat dilihat dengan jelas pola penurunannya. Pengaruh suhu pada proses penjerapan air akan mempengaruhi kualitas penjerapan silika. Umumnya pada suhu tinggi kapasitas penjerapan akan semakin meningkat, sedangkan pada suhu rendah kapasitas penejerapan akan semakin menurun.
Untuk info dan pemesanan hubungi :
022-7239019
0821 4000 2080
0856 2476 9005
0857 2352 9677
0813 2259 9149
Pin BB: - 29d2de88
- 32dbbfbo
e-Mail:
adywater@gmail.com
adysaputro23@ymail.com
Kantor :
Surabaya :
Jalan S. Parman IVA No.8 Waru Sidoarjo ( Depan Pendopo Lama Waru Sidoarjo ) Daerah Belakang R.S Mitra Keluarga Waru Sidoarjo (Telp : 081330447814 )
Jakarta:
Jalan Kemanggisan Pulo 1, No. 6, RT: 01 Rw: 08 Kelurahan Pal Merah, Kecamatan Pal Merah. Jakarta Barat Kode Pos: 11480
Bandung:
Jalan Mande Raya Bo 26, Cikadut, Cicaheum Kota Bandung